Setelah lulus dari S-1 Arsitektur
akhirnya saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dalam hidup. Terjun langsung
ke dunia 'kerja' yang diluar mimpi saya. Sama sekali tak pernah saya bayangkan
sebelumnya, saya yang bahkan bisa dibilang anak bawang bisa sampai di titik
ini. Sekitar 2 tahun yang lalu saya pernah berdoa agar saya segera diberikan
pekerjaan setelah lulus kuliah. Karena saya merasa sebagai anak pertama yang
punya kewajiban membantu kedua orang tua saya. Sayapun berdoa agar saya
ditempatkan di lingkungan pekerjaan yang saya bisa lakukan serta rekan-rekan
yang baik. Akhirnya Tuhan mengabulkan doa saya. Waktu itu saya bekerja di salah
satu perusahaan swasta di Jakarta sebagai seorang Sales, Sales Software
Engineering tepatnya. Awalnya saya berfikir apa saya bisa menjalaninya? Skill
dan pengalamanpun tidak seberapa. Sempat minder karena rekan-rekan saya banyak
yang sudah profesional. Namun akhirnya kedua orang tua saya terus memotivasi
saya agar saya bisa menjalaninya.
Oiya,
satu hal 'saya bukan orang asli Jakarta'. Saya memulai karir dengan modal
nekad. Rumah saya di Cikampek, Jawa Barat, ke Jakarta waktu itu hanya untuk
mengikuti JobFair di daerah Tebet. Iya, waktu itu saya sama sekali buta akan
jalan di Ibukota. Beruntung saja sudah ada aplikasi Ojek Onlen. Singkat cerita
saya menjalani pekerjaan tersebut. Setiap hari yang saya lakukan adalah bangun
pagi sekitar jam 04.00 WIB menjelang subuh dengan kereta api
(Cikampek-Kemayoran). Masuk kerja pukul 07.30, kemudian pulang jam 17.00 WIB
dari kantor, naik Kereta lagi (Kemayoran-Jakarta) sampai jam 21.00 WIB di
rumah. Begitulah terus sirkulasinya sampai akhirnya saya down, sakit. Awalnya
pekerjaan menjadi sales membuat saya senang, karena saya tidak menetap didepan
layar komputer. Saya mengelilingi Jakarta dari satu perusahaan ke perusahaan
lainnya. Perdana pula merasakan banjir tahunan Ibukota. Setelah satu bulan
lamanya akhirnya mamah bilang "yaudah kakak kalau mau kos, ya kos aja.
Daripada capek bolak-balik. Belum lagi kalau mesti ketinggalan kereta. Mamah
ikhlas kk ngekos". Pernyataan tersebut akhirnya yang memutuskan saya
melanjutkan hidup di kosan kembali (sama seperti saat kuliah dulu).
Pekerjaan
menjadi seorang Sales adalah pengalaman terhebat yang pernah saya alami. Selama
kurang lebih 6 bulan saya menekuni bidang itu. Mencoba dengan harapan saya bisa
menjadi Sales yang baik. Awalnya saya hanya bisa mengeluh karena saya merasa
tidak mampu. Saya harus meyakinkan banyak orang untuk membeli apa yang saya
jual. Jangankan membeli, orang mau mengangkat telepon dari saya saja, rasanya
sudah amat bersyukur. Apalagi kalau respon yang ditelpon itu respect dan sampai
membeli. Ada kebanggaan tersendiri untuk saya. Meskipun saya tidak pernah
mencapai target yang ditetapkan. Bagi saya ini adalah pelajaran yang tak
terlupakan. Saya bertemu banyak orang, kenal dan punya wawasan luas tentang
dunia software, cara bersikap didepan umum, negosiasi sampai dengan deal.
Argh..kalau ingat kepolosan dulu rasanya saya agak geli. Tapi yaa itulah
'Proses'.
"Semua orang berproses dengan caranya masing-masing. Mengeluh itu
manusiawi tapi bagaimana caranya kita mampu menjalaninya hingga selesai itu
poin pentingnya", Suci Artia Arselan
(see on next story)
Komentar
Posting Komentar